Laporan Wartawan Tribun Manado, Finneke Wolajan
TRIBUNNEWS.COM, MANADO -- Joko (bukan nama sebenarnya), anak usia 12 tahun yang menjadi aktor sejumlah pencurian di Malalayang, Manado, mengaku sudah sejak setahun terakhir menjalankan aksinya. Semua ia lakukan tanpa ada yang mengajari, semua karena keinginannya sendiri.
Uang yang didapatnya setelah menjual barang digunakan untuk membeli apa saja yang ia mau. "Beli rokok, pulsa, makan, dan barang lainnya yang saya suka," ungkapnya, Sabtu (5/10/2013)..
Sedangkan motor, Joko mengaku tidak berani menjualnya. Motor curian tersebut hanya digunakan untuk jalan-jalan.
"Saya ingin punya motor, tapi tidak mampu beli. Makanya saya mengambil motor orang untuk dipakai jalan-jalan dengan teman-teman," ungkapnya.
Joko adalah sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah seorang buruh bangunan, sedangkan ibunya adalah penjual pisang goreng. Joko sudah lama berhenti sekolah, sejak kelas tiga SD.
"Saya sudah tidak mau sekolah lagi. Maunya kumpul-kumpul sama teman-teman," ungkapnya.
Joko mengaku sebenarnya tidak menginginkan mencuri. "Sebenarnya saya takut melakukan itu. Kalau jalan-jalan dengan motor curian saya waspada, takut akan ditangkap," ungkap remaja dengan tangan dan kaki penuh tato ini.
Sudah dua bulan Joko tidak pulang ke rumahnya. Ia mengaku orangtuanya tidak tahu kalau ia menjadi pencuri. Selama dua bulan itu ia tinggal di tempat kos orang yang dikenalnya di area kampus Unsrat dan Malalayang.
0 komentar:
Posting Komentar