TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapat kecamatan banyak pihak.
Pasalnya, mereka nekat menggelar rapat pleno penghitungan suara Pemilu 2014, bertepatan dengan perayaan Paskah bagi umat Nasrani, Minggu (20/4/2014).
"Hari raya Paskah sangat dihormati oleh umat Nasrani. Namun, KPU begitu bernafsu menyelenggarakan pleno," kecam Direktur Lembaga Anti Kekerasan Masyarakat Sipil (Lakmas) Cendana Wangi NTT Viktor Manbait, Senin (21/4/2014).
Viktor mempertanyakan dasar keputusan KPU untuk menggelar pleno saat perayaan keagamaan yang menjadi hari libur nasional.
"Apakah ini yang dimaknai KPU sebagai demokrasi, sehingga semua dapat dilaksanakan secara enteng-enteng saja?" tukasnya.
Herannya, kata Viktor, Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten TTU hanya diam.
Bahkan, para pemuka agama seperti pastor dan pendeta juga diam dan tidak bersuara apalagi mempertanyakan hal itu. "Sungguh luar biasa demokrasi di TTU ini, yang memaknai demokrasi negara Pancasila seperti ini," sindir Viktor.
Sebelumnya, juru bicara KPU TTU Fidelis Olin mengatakan, semua kegiatan pleno yang telah dilakukan mengikuti jadwal nasional dan telah ditetapkan oleh KPU.
"Pada prinsipnya, kami sangat menghormati hari raya Paskah, sehingga plenonya baru dimulai kemarin, setelah selesai misa dan hari ini pun demikian," kata dia, Minggu.
Fidelis juga mengatakan, jadwal rekapitulasi suara di tingkat kabupaten kota adalah 19-21 April 2014.
Lalu, ujar dia, rekapitulasi untuk tingkat provinsi 22-24 April 2014, dan di tingkat nasional pada 26 April sampai dengan 6 Mei 2014.
0 komentar:
Posting Komentar