Home » » Mengapa Motor Jepang di Indonesia Kecil

Mengapa Motor Jepang di Indonesia Kecil

Written By Unknown on Sabtu, 18 Januari 2014 | 18.41


Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo, dari Tokyo Jepang


TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Motor di Indonesia ternyata memang kecil-kecil, umumnya kapasitas mesin 100cc, body juga kecil. Tetapi motor di Jepang besar-besar umumnya, dan motor seperti di Indonesia, kalau di Jepang biasanya dipakai untuk anak-anak, misalnya pelajar SLTA. Lalu mengapa motor di Indonesia kecil-kecil?


Ternyata bukan soal harga supaya murah yang menjadi alasan. Melainkan karena tinggi rata-rata orang Indonesia rendah, tidak cukup tinggi untuk memakai motor besar. Kalau dibuat besar kakinya ditakutkan tidak sampai ke tanah dan berbahaya mengendarai motor dengan kaki tidak sampai ke tanah.


"Orang Indonesia tinggi rata-rata nya rendah. Bahkan di antara negara Asean pun tinggi orang Indonesia masih pendek. Jadi kalau membuat motor yang sama besarnya seperti motor di Jepang, kakinya tidak akan sampai ke tanah nanti," papar CEO PT Astra Honda Motor, Iinuma Toshiyuki, yang dimuat Nikkei Business Associe edisi Februari 2014.


Bukti tidak tingginya orang Indonesia dengan data yang dituliskan bahwa rata-rata tinggi orang Indonesia, lelaki ternyata 158cm. Lalu tinggi rata-rata wanita Indonesia 147 cm. Sedangkan tinggi rata-rata lelaki Jepang adalah 171 cm dan tinggi rata-rata wanita Jepang adalah 158 cm. Sedangkan tinggi lelaki di Thailand rata-rata 167,5 cm dan wanitanya 157,3 cm


Melihat angka tersebut, hanya dituliskan dari hasil penelitian sang wartawan Nikkei, berarti tinggi lelaki Indonesia rata-rata, sama dengan tinggi wanita Jepang saat ini. Wah, benarkah demikian?


Selain soal motor, wartawan Nikkei itu menuliskan Kemacetan di Jakarta yang menjadi perhatian utamanya, "Saya suka Jakarta tetapi kemacetan luar biasa membuat kesal juga untuk bepergian ke mana-mana," tulisnya.


Dicontohkannya, untuk makan siang yang hanya makan 30 menit saja, kalau ke luar dari kantor memakan waktu satu setengah jam sekali jalan karena terkena macet. Bolak-balik berarti 3 jam plus makan 30 menit berarti tiga setengah jam habis waktu di Jakalan hanya untuk makan enak di tempat lain.


"Itulah sebabnya banyak orang di Jakarta tampaknya untuk makan siang turun ke bawah mencari makanan di sekitarnya saja, tidak akan mengendarai mobil ke tempat lain."


Kemacetan luar biasa di Jakarta tersebut memunculkan pula candaan (joke) kalau hidup di Jakarta sepertiga di rumah, sepertiga di kantor dan sepertiga waktu kita berada di jalan raya.


Akibat kemacetan tersebut udara juga menjadi kotor sehingga saat ini banyak orang di Jakarta olahraga bukan di luar tetapi di dalam mall untuk jalan-jalan sambil olahraga.


"Apabila kemacetan ini bisa cepat teratasi dengan kereta api dalam kota baik itu subways atau pun monorail, tentu Jakarta akan menjadi kota yang hebat sekali di dunia dan perkembangan ekonomi akan semakin baik serta udara juga akan baik di sana, tidak akan takut lagi ke luar untuk olahraga," tulisnya lagi.


Satu hal lagi, wartawan Nikkei itu menuliskan bahwa ada sebuah toko bakmi Jepang disebut Ramen yang ternyata dengan daging babi, bisa berkembang sangat baik di Indonesia. Kini sudah 9 toko di buka di Indonesia, satu di Medan, dua di Surabaya dan 6 toko di Jakarta.


Penghasilan toko ramen ini per tahun 500 juta yen, artinya memang cukup ramai dikunjungi masyarakat Indonesia yang senang makan bakmi memakai daging babi. Bahkan dikunjungi para artis dan selebriti Indonesia ke sana terpampang pada situsnya.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Akikaseb - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis Proudly powered by Blogger