TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seringnya bentrok antara anggota TNI dan Polri di lapangan terjadi karena kurangnya kerja sama antara institusi ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR RI Marsdya (Purn) M. Basri Sidehabi dalam rilisnya, Rabu (20/11/2013).
Menurut pensiunan TNI ini jika TNI dan Polri selalu bekerja sama maka diharapkan semangat Korps yang kadang salah arah bisa dikurangi.
"Seringnya terjadi konflik ini dikarenakan ada persoalan mendasar yang belum selesai terkait pembagian tugas dan wewenang antar kedua aparat ini. Masalahnya tugas polisi itu terlalu banyak, mulai dari lalu lintas sampai dengan terorisme, sementara TNI hanya ditugaskan untuk menjaga keamanan dari ancaman luar sementara kita ketahui dalam jangka 10 tahun yang akan datang kecil kemungkinan kita menghadapi perang terbuka dengan negara lain, sementara di Militer ada yang kita kenal dengan yang namanya OMSP (operasi militer selain Perang) ada 14 item di dalamnya salah satunya penangangan terorisme dan membantu polisi dalam melakukan penertiban masyarakat sesuai dengan UU," kata dia.
Dalam hal ini, menurut Basri, termasuk di dalamnya penanganan terorisme dan narkoba, tentunya ini bisa menjadi jalan masuk untuk kerja sama antara TNI dan Polri dalam menjaga keutuhan NKRI sehingga tidak adalagi kecemburuan antar institusi serta semangat korps yang salah.
Pensiunan jendral bintang tiga ini, sangat menyayangkan bentrok antar aparat yang sering terjadi di Indonesia, dan meminta aparat baik TNI dan Polri untuk tidak meresahkan masyarakat.
Ada baiknya TNI dan Polri lebih fokus untuk saling bekerja sama dalam menjaga keutuhan NKRI dan menjadi pengayom masyarakat, bukan meresahkan masyarakat. Menurutnya, bentrok antar aparat hanya terjadi di Indonesia.
"Selama aktif di Militer saya sudah banyak bertugas di berbagai negara, dan saya tidak pernah melihat seperti apa yang terjadi di Indonesia (bentrok antar aparat)," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar