Home » » Harga Emas Merosot Akibat Aturan Impor India

Harga Emas Merosot Akibat Aturan Impor India

Written By Unknown on Selasa, 23 Juli 2013 | 19.03


akikaseb.blogspot.com, New York : Harga emas berjangka merosot dari nilai tertingginya dalam sebulan pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) merespons aturan pembatasan impor emas yang diterapkan India.




Seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (24/7/2013), harga emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2% menjadi US$ 1.335,20 per ounce di divisi Comex di New York Merchantile Exchange. Sebelumnya, harga emas sempat melonjak 3,6% ke level US$ 1.3450,5 per ounce yang merupakan nilai tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 20 Juni lalu.


Bank Sentral India mengatakan pihaknya mewajibkan para pembeli emas untuk menyisihkan 20% untuk tindakan reekspor perhiasan dalam upayanya mengurangi rekor nilai defisit terbaru. Negara pembeli emas terbesar di dunia tersebut juga diketahui telah menggandakan pajak bea masuk menjadi 8% tahun ini.


Direktur All India Gems & Jewellery Trade Federation, Bachhraj Bamalwa mengatakan, impor emas bisa merosot hingga 63% menjadi 175 metrik ton pada semester II tahun ini. Dia memprediksi harga emas akan terus tak stabil dan menurun.


"Pembatasan impor di India semakin menurunkan permintaan emas," ujar ahli strategi komoditas di Standard Bank Plc di Johannesburg.


Logam mulia tersebut diketahui naik 13% dari level terendahnya selama 34 bulan yaitu US$ 1.179,4 per ounce pada 28 Juni. Kenaikan ini menyusul adanya peningkatan permintaan koin dan perhiasan yang sempat merosot dalam beberapa waktu lalu.


Pada perdagangan kemarin, harga emas yang melonjak 3,3% dalam 12 bulan terakhir juga merupakan akibat adanya spekulasi menghadapi rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menjalankan program stimulus ekonominya.


"Para pelaku pasar memperoleh sejumlah laba menyusul peningkatan harga emas kemarin," ungkap Tom Hungerfold, salah satu wakil penjualan di Heraeus Metals New York LLC dalam sebuah laporan.


Hingga saat ini emas telah mengalami kemerosotan hingga 20% dan menghilangkan nilai aset sebesar US$ 56,4 miliar dari produk-produk penjualan yang ditopang logam mulia ini. (Sis/Ndw)


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Akikaseb - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis Proudly powered by Blogger