Home » » Mengapa duet Ical

Mengapa duet Ical

Written By Unknown on Selasa, 23 Juli 2013 | 21.11

Reporter : Ya'cob Billiocta



Survei internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebutkan pasangan capres cawapres Aburizal Bakrie (Ical) dengan Mahfud MD, tak akan laku di masyarakat. Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana mengatakan, penyebabnya tak lain adalah latar belakang Ical yang dinilai bermasalah."Pertama posisi sebagai pengusaha, kedua kasus Lapindo. Jadi menurut saya latar belakang pengusaha dinilai memiliki konflik kepentingan, dan kasus Lapindo yang belum selesai," kata Ari saat dihubungi akikaseb.blogspot.com, Rabu (24/7).Kedua hal ini menjadi jawaban, mengapa selama ini elektabilitas Ical di sejumlah survei sulit meningkat padahal sudah gencar berkampanye. Bahkan terakhir, elektabilitasnya berada di bawah Partai Golkar.Keberadaan Mahfud MD dinilai tak banyak mengubah keadaan, meski Mahfud adalah salah satu tokoh sentral di ormas Islam besar di Indonesia, Nahdhatul Ulama (NU). Justru, dipastikan para pendukung Mahfud akan lari, jika duet keduanya terwujud."Ketika Mahfud mendampingi Ical, ekspektasi kepada Pak Mahfud bisa menjadi kurang. Ical sebagai faktor pemberat," kata Ari.Ari justru optimis, elektabilitas Mahfud akan naik jika dipasangkan dengan calon lain. Hal ini tak lepas dari modal Mahfud berupa rekam jejak yang selalu naik di lembaga survei. Namun, satu kelemahan Mahfud saat ini adalah tingkat popularitas yang masih minim. Terlebih setelah pensiun dari ketua Mahkamah Konstitusi."Calon-calon yang sebelumnya tidak punya cacat politik atau bawaan, akan berbeda," terangnya.Kampanye Ical yang mengangkat kehidupan religius keluarganya, juga dinilai sebagai upaya 'serangan balik' terhadap isu Lapindo. Menurut Ari, strategi pencitraan yang dilakukan Ical untuk menarik simpati pemilih muda yang memiliki porsi suara 30 persen. Selain itu, pemilih pemuda umumnya memiliki kecenderungan tak terlalu mempermasalahkan 'dosa' masa lalu.Untuk hasilnya, memang hingga kini belum terbukti. Tak menutup kemungkinan, strategi tersebut bakal mendatangkan buah manis untuk Ical. Namun memang diakui jalan menuju ke sana tidaklah mudah."Hasil survei menunjukkan masih tetap, tidak terlalu kuat. Ini juga tergantung kinerja kandidat lain. Misalnya JK dalam beberapa bulan terakhir lemah, tidak terlalu diekspose. Tapi di sisi lain, Jokowi eksposenya melejit," terangnya.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Akikaseb - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis Proudly powered by Blogger