Home » » Masyarakat Tak Percaya Lagi kepada DPR karena Korupsi

Masyarakat Tak Percaya Lagi kepada DPR karena Korupsi

Written By Unknown on Selasa, 23 Juli 2013 | 23.13


JAKARTA, akikaseb.blogspot.com.com - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hajriyanto Y Thohari menyatakan, maraknya tindak pidana korupsi yang dilakukan anggota DPR adalah penyebab anjloknya kepercayaan masyarakat kepada para wakil rakyat. Lebih tegas ia katakan, korupsi yang dilakukan anggota DPR mendapatkan perhatian masyarakat karena posisinya sebagai wakil rakyat yang memiliki kewenangan untuk pengawasan.


"Korupsi saja (penyebabnya), korupsi di legislatif lebih news maker karena (DPR) lembaga pengawasan," kata Hajriyanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/7/2013).


Terkait itu, politisi Partai Golkar tersebut berharap masyarakat pemilih tak terpengaruh dan tetap memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum. Ia khawatir, anjloknya kepercayaan masyarakat kepada politik akan memicu tingginya angka golput pada waktu pemilihan umum mendatang.


"Kecenderungannya (suara pemilih) terus turun dilihat di pemilihan gubernur dan bupati. Cuma yang bahaya kalau turun di pileg (pemilihan legislatif)," ujarnya.


Seperti diberitakan, berdasarkan penelitian Indikator Politik Indonesia, masyarakat dinilai sudah tidak percaya lagi pada politik. Semakin sering mengikuti berita politik, kepercayaan masyarakat kepada kehidupan politik semakin ambruk. Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, intensitas masyarakat dalam mengikuti berita politik turut memengaruhi buruknya perspektif masyarakat terhadap politik.


Tidak hanya berdasarkan informasi yang disebarkan melalui surat kabar atau televisi, tetapi juga melalui media online atau jejaring sosial, sebanyak 72 persen responden menyimpulkan bahwa politisi cenderung berbicara tentang kebaikan dirinya. Selain itu, masyarakat juga pesimistis bahwa politisi akan memenuhi janji politiknya. Masyarakat juga menuding politisi sebagai sekumpulan orang yang mengejar keuntungan pribadi.


"Ada dua dari 10 pemilih kita yang mengakses internet. Khusus bagi pemilih yang mengakses internet, data menunjukkan bahwa semakin sering mengakses internet, semakin rendah kepercayaan kepada politik, dan semakin jelek pandangan kepada politisi," ujar Burhanuddin dalam sebuah diskusi bertajuk "Internet, Apatisme, dan Alienasi Politik", di Jakarta, Selasa (23/7/2013) sore.


Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pertengahan Juni 2013 lalu itu, Burhanuddin mengatakan, publik tidak percaya lagi kepada politik karena buruknya citra lembaga politik di mata masyarakat.


Editor : Caroline Damanik


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Akikaseb - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis Proudly powered by Blogger