Home » » CEO Berikut Gagal akibat Salah Strategi

CEO Berikut Gagal akibat Salah Strategi

Written By Unknown on Jumat, 20 Desember 2013 | 05.18


Ilustrasi (Foto: Daylife)


JAKARTA - Para CEO berikut ini membuat kesalahan fatal. Mulai dari perilaku yang tidak pantas, serta akibat pernyataan yang membuat nilai saham perusahaannya melemah. Bahkan, akibat kesalahan tersebut, mereka habis dicaci maki muncul aksi boikot produk perusahaannya.Seperti dilansir dari Forbes, Jumat (20/12/2013), berikut ini 10 CEO yang melakukan kesalahan fatal tersebut.1. Eike Batista, Chairman dan CEO EBX GroupAkibat dia menambahkan huruf "X" ke nama anak perusahannya, sebagai simbol pengalian kekayaan perusahannya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Nilai perusahaannya langsung anjlok. Hal ini diperparah dengan anak-anak usaha tersebut mengalami kebangkrutan. Misalnya, OGX, perusahaan minyak mengajukan kebangkrutan pada bulan Oktober setelah gagal memproduksi 10,8 miliar barel, seperti yang dijanjikan Batista. Seminggu kemudian perusahaan pembuat kapal, OSX, yang juga tergantung pada nasib OGX, juga bangkrut.Masalah bertambah ketika OGX dan OSX memiliki utang lebih besar dari aset mereka. Alhasil, Harga saham mereka telah jatuh 95 persen dalam satu tahun.Dalam waktu setahun, kekayaan Batista langsung melorot. Awalnya dia hanya kehilangan USD30 miliar, tapi akhirnya kerugian tersebut menyusut menjadi USD400 juta.2. Ronald Johnson, mantan CEO JC Penney Dia terakhir menjabat sebagai Kepala Bisnis Ritel di JC Penney pada berhenti bulan April. Mantan Eksekutif Apple ini membuat JC Penney menjadi departemen store yang sakit.Akibat strateginya untuk menghilangkan diskon dan promosi, ditambah dengan logo baru, serta kampanye iklannya ditolak pelanggan, kinerja perusahaan ini langsung merosot tajam. Bahkan, harga saham perusahaan ini anjlok dari sebelumnya USD42 menjadi USD14.3. Eddie Lampert, Chairman dan CEO Sears HoldingsHedge fund manager ini sukses menyelamatkan Kmart dari kebangkrutan pada tahun 2003. Kemudian dia mengakuisisi Sears seharga USD11 miliar dan menggabungkan perusahaan-perusahaan tersebut pada tahun 2005 menjadi Sears Holdings.Dia memang sukses memfokuskan investasi di sektor teknologi, tapi dia gagal dalam investasi di bisnis ritel. Alhasil, perusahaannya mencatatkan rugi sampai USD800 juta. Utang perusahaan ini pun melejit dari menjadi USD7 miliar dari awalnya hanya USD600 juta. (Bersambung) (wdi)



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Akikaseb - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis Proudly powered by Blogger