JAKARTA- Banyaknya kasus sengketa lahan yang terjadi di Ibu Kota, seperti yang terjadi di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, terjadi sejak tahun 1970-an. Dalam kasus waduk Ria Rio, keluarga Adam malik mengklaim memiliki tanah di wilayah tersebut, namun hal itu dibantah oleh pemerintah provinsi DKI. Akibatnya, hingga saat ini tanah tersebut masih bersengketa.Menurut Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI, Mohammad Sanusi, sengketa tanah di Jakarta disebabkan karena adanya perpecahan antara Dinas Tata Kota dan bidang pertanahan."Di mana pertanahan menjadi Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang berada di bawah pemerintah pusat dan Dinas Tata Kota masih dipegang Pemprov," ujar Sanusi, saat berbincang dengan akikaseb.blogspot.com, Kamis (19/12/2013).Karena perpecahan itu, sambungnya, maka pencatatan dokumentasi tentang kepemilikan tanah menjadi carut marut. Kasus sengketa lahan pun tak bisa dielakkan. "Dengan pemisahan tersebut, maka catatan dokumen jadi amburadul. Banyak tumpang tindih data," kata Sanusi.Sekedar informasi, kasus sengketa lahan di Ibu Kota tak hanya terjadi pada keluarga Adam Malik saja. Kasus lainnya, yaitu sengketa lahan di taman BMW yang rencananya akan dibangun stadion bertaraf internasioanal pun mengalami hal yang sama.Tak hanya itu, sengketa lahan antara warga RT 08/12 Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, dengan PT Graha Cipta Karisma pun sama. Bahkan, saat dilakukan penggusuran warga, sempat terjadi aksi perlawanan yang berujung pada pembakaran halte Transjakarta. (ugo)
0 komentar:
Posting Komentar