Ilustrasi. (Foto: akikaseb.blogspot.com)
CENGKARENG - Permasalahan terkait kapasitas bandara di Indonesia rupanya memang sudah menjadi masalah yang harus ditangani baik oleh pemerintah, operator bandara maupun juga para maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia.Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I Tommy Soetomo mengungkapkan, padatnya kapasitas bandara memang tidak dapat diatur. Meskipun hanya beberapa bandara yang mengalami kepadatan saja, namun tetap harus diatur secara keseluruhan bandara yang berada di Indonesia."Memang lebih sinergi, bandara, airline, pemerintah. tidak bisa diatur satu dua bandara," kata Tommy kepada wartawan saat di GMF Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jumat (28/9/2013).Tommy menambahkan, sinergi yang dimaksudnya yaitu dengan adanya jam buka tutup. Dirinya juga mengambil contoh seperti Bandara Kupang yang notabene Angkasa Pura I menjadi operatornya telah menutup jam terbang pada pukul 11.00 WITA."Bandara saya di kupang tutup jam 11, delay di sana sudah lebih dua jam. Jadi masalahnya tidak boleh ditetapkan internasional, Semuanya juga harus menyelesaikan," tambahnya.Tidak hanya itu, lanjut Tommy, dirinya menuturkan, salah satu yang perlu dilakukannya sinergi antara pemerinta, maskapai dan juga operator yaitu kasus PT Garuda Indonesia yang membeli pesawat Boeing 777-300 ER. Dengan tidak adanya koordinasi maka pesawat tersebut tidak mampu terbang langsung dari Jakarta menuju London."Rencana pengadaaan airline, landasan tidak kuat. Ini kompleks semuanya juga harus menyelesaikan," tukas dia. (kie) (wdi)
Berita Selengkapnya Klik di Sini
0 komentar:
Posting Komentar