Home » » Jika Orang Tua Sakit Keras, Bagaimana dengan Anak?

Jika Orang Tua Sakit Keras, Bagaimana dengan Anak?

Written By Unknown on Jumat, 20 September 2013 | 01.41


akikaseb.blogspot.com Orang tua yang menderita penyakit seperti kanker, prostat, serangan jantung, dan sebagainya kerap kehilangan fungsinya sebagai orang tua. Padahal, anak tetap membutuhkan bimbingan dari ayah dan ibunya.


Psikolog anak, Ine Indriani Mpsi, menga takan penyakit yang tergolong berat dengan keharusan rawat inap dan penderita yang membutuhkan istirahat ekstra tentu akan mempengaruhi pengasuhan anak. Dari segi kuantitas atau kualitas. Sebab, waktu orang tua tersita untuk proses pengobatan dan pe mulihan. "Proses pengobatan tersebut yang menyita pikiran sehingga bisa jadi berpengaruh terhadap kualitas pengasuhan anak," ujarnya.


Agar pengasuhan anak tak terlampau terkendala, pengertian dari anak diperlukan. Anak, dikatakan Ine, perlu mengetahui penjelasan tentang penyakit serta kondisi orang tua yang sakit. Jelaskan saja pada anak mengapa harus selalu ke rumah sakit.


Untuk menjelaskan kondisi orang tua yang sakit keras, sebisa mungkin pasangan yang tidak sakit memberikan pemahaman yang di sesuaikan dengan usia perkembangan anak. Bila anak masih kecil, masih batita atau balita, gunakan bahasa yang sederhana. Misalnya, hanya mengatakan ayah atau ibu sedang sakit, butuh berobat, lagi butuh istirahat. Kemudian ajak anak sama-sama mendoakan agar orang tua cepat sembuh.


Orang tua juga bisa memberikan penjelasan agar adik atau kakak sementara main bersama orang tua yang sehat dulu. Atau bersama nenek juga pengasuh. Katakan, nanti bila orang tua yang sakit sembuh tentu akan bisa main lagi dengan anak. Sampaikan pula betapa orang tua sangat menyayangi anaknya.


Bagaimana bila anak sudah bertanya ayah atau ibunya sakit apa? Menurut Ine, penjelasan bisa diberikan dengan bahasa sederhana. Contohnya, ibu sakit di bagian dada atau perut. Untuk anak yang sudah lebih besar, te rangkan lebih spesifik. Misalnya ayah atau ibu sakit kanker dengan penjelasan tentang penyakit yang sesuai usia.


Anak usia SD hingga remaja telah memiliki kosa kata dan kemampuan berpikir. Mereka pun bisa diajak berdiskusi tentang penyakit yang diderita. Usahakan jangan menggunakan kata-kata yang membebankan, mengancam, bahkan menakut-nakuti anak.


Hindari mengatakan bila anak nakal, orang tua tidak kunjung sembuh. Atau mengatakan, jika sampai anak nakal, maka penyakit orang tua akan bertambah parah. Ine menyarankan berikan penjelasan yang sekonkrit mungkin dan logis, juga menenangkan. Hindari kata-kata yang mengandung keluh kesah, yang membuat anak menjadi terpukul dan dapat mempengaruhi emosi anak maupun aktivitas kesehariannya. "Sebaiknya, tetap memberikan penjelasan yang bisa menenangkan dan menguatkan anak agar tidak merasa terlalu terbeban dan mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas sekolah," sarannya.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Akikaseb - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis Proudly powered by Blogger